Determinants Factors of Stunting in Together in East Kambingan Village and Talang Village, Saronggi District, Sumenep Regency
DOI:
https://doi.org/10.30994/jqph.v6i1.417Keywords:
determinant factor, stunting, toddlerAbstract
Stunting is a chronic nutritional problem caused by inadequate nutritional intake for a long time. Stunting occurs from the womb and is only seen when the child is two years old. Stunting that is not handled quickly and appropriately is at risk of triggering health problems and not achieving optimal growth and development in children. The research design used was observational with a retrospective study approach. The sample in this study was 219 respondents who were taken from the population using simple random sampling technique. The independent variable in this study was maternal factors, while the dependent variable in this study was the incidence of stunting in children under five. To determine the relationship between research variables, the Spearman Rho correlation test was used, while the multiple logistic regression test was used to see the magnitude of the maternal risk factor for the incidence of stunting in children under five. From the results of the regression test, it is known that maternal height affects the incidence of stunting in toddlers (p-value: 0.005), mother's education affects the incidence of stunting in toddlers (p-value: 0.011) and the first age when pregnant women affect the incidence of stunting in toddlers (p value: 0.015). From the results of the study it can be concluded that the occurrence of stunting in toddlers in the East Kambingan Village and Talang Village, Saronggi District, Sumenep Regency is influenced by the mother's height, mother's education, and the mother's first age during pregnancy.
References
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). Pustaka Kesehatan, 3(1), 163-170.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Ermalena, M. H. S., & RI, W. (2017). Indikator Kesehatan SDGs di Indonesia. The 4th ICTOH, Jakarta.
Fajrina, N., & Utami, F. S. (2016). Hubungan Faktor Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.
Fikadu, T., Assegid, S., & Dube, L. (2014). Factors associated with stunting among children of age 24 to 59 months in Meskan district, Gurage Zone, South Ethiopia: a case-control study. Bmc public health, 14(1), 800.
Fitriahadi, E. (2018). Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 15-24.
Hidayat, A. A. (2014). Riset Keperawatan dan Tehnik Penelitian Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Husna, M., Santoso, S., & Tyastuti, S. (2017). Hubungan Tinggi Badan Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24–59 Bulan Di Wilayah Puskesmas Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Tahun 2016 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Juliansyah Noor, S. E. (2016). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Prenada Media.
Kurniasih, E. (2016). Hubungan Antara peran Ibu balita dalam pemberian makanan bergizi dengan status gizi pada balita. Warta bhakti husada Mulia, 3(1).
Kusuma, K. E., & Nuryanto, N. (2013). Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur) (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Kusumawati, E., Rahardjo, S., & Sari, H. P. (2015). Model pengendalian faktor risiko stunting pada anak bawah tiga tahun. Kesmas: National Public Health Journal, 9(3), 249-256.
Laksono, A. D., & Megatsari, H. (2020). Determinan Balita Stunting Di Jawa Timur: Analisis Data Pemantauan Status Gizi 2017. Amerta Nutrition, 4(2), 109-115.
Lestari, W., Margawati, A., & Rahfiludin, Z. (2014). Faktor risiko stunting pada anak umur 6-24 bulan di kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 3(1), 37-45.
Meilyasari, F., & Isnawati, M. (2014). Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 12 bulan di Desa Purwokerto Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Nasikhah, R., & Margawati, A. (2012). Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24–36 bulan di Kecamatan Semarang Timur (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Ni’mah, K., & Nadhiroh, S. R. (2015). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia, 10(1), 13-19.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan Praktis, Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Paudel, R., Pradhan, B., Wagle, R. R., Pahari, D. P., & Onta, S. R. (2012). Risk factors for stunting among children: a community based case control study in Nepal. Kathmandu University Medical Journal, 10(3), 18-24.
Pemprov Jatim. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019. Surabaya : Dinas Kesehatan Jawa Timur.
Rahayu, A., & Khairiyati, L. (2014). Risiko pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada anak 6-23 bulan. Nutrition and Food Research, 37(2), 129-136.
Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 275-284.
Supariasa, I. D. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 5.
Ultriani, U. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Sekota Kendari: Relating To The Incidence Of Lbw In The Delivery Room Of The Kendari City General Hospital. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery), 5(2), 45-50.
Wellina, W. F., Kartasurya, M. I., & Rahfiludin, M. Z. (2016). Faktor risiko stunting pada anak umur 12-24 bulan. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 5(1), 55-61.